Mengatasi Bullying di Sekolah pada Anak

Bullying di sekolah merupakan penindasan yang dilakukan terhadap teman sebaya yang dianggap lbih lemah. Kerap terjadi bahkan pada usia sekolah awal hingga di bangku SMA.

Bullying adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu maupun kelompok yang dinilai lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka. Hal ini bisa membahayakan fisik, mental atau emosional melalui pelecehan dan penyerangan. Banyak orang tua yang tidak menyadari anaknya ternyata menjadi korban bullying di sekolah.

Bentuk bullying paling umum terjadi di antaranya pelecehan verbal berupa ejekan, menggoda, atau meledek dengan penyebutan panggilan-panggilan. Bentuk ini juga dapat berubah menjadi teror fisik seperti menendang bahkan pelecehan fisik.

Penindasan atau bullying memiliki dampak jangka panjang terhadap korban dan penindas sendiri. Di pihak korban, hal ini akan berpengaruh besar pada rasa percaya diri mereka, sementara untuk pelaku, efeknya adalah kebiasaan yang meningkatkan ego mereka.

Rasa takut dan trauma emosional yang diderita si korban dapat memicu kecenderungan untuk putus sekolah karena tidak ingin menghadapi perlakuan tidak menyenangkan setiap hari.

Amati perubahan perilaku berikut ini yang kemungkinan bisa menandai anak menjadi korban penindasan : 

1. Kesulitan tidur

2. Kesulitan fokus terhadap kegiatan kelas maupun di luar kelas

3. Sering membuat alasan untuk bolos sekolah

4. Tiba-tiba menjauhkan diri dari aktivitas yang sebelumnya disukai

5. Tampak gelisah, lesu dan putus asa terus-menerus

Beberapa cara berikut dapat dilakukan untuk mencegah maupun mengatasi persoalan bullying

1. Mencari bantuan sekolah apabila perlakuan bullying sudah melewati batas wajar

2. Bicara pada pelaku bullying untuk mengembalikan kekuasaan

3. Diskusi dengan anak untuk mengabaikan gangguan non fisik, dan minta mereka untuk berteman dengan banyak orang agar mendapat pertolongan dari teman-teman ketika penindas mulai mengganggu

4. Bercerita tentang pengalaman anda di sekolah kepada anak

5. Terus beri perhatian dan pantau keadaan anak